Bawaslu Kabupaten Tegal Ungkap Filosofi Mendalam Komunitas Alumni P2P yang Berbadan Hukum
|
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Tegal merilis narasi mendalam mengenai filosofi dan nilai yang terkandung di balik nama komunitas pengawas partisipatif binaannya, "Perisai Demokrasi Bangsa." Nama tersebut tidak sekadar identitas, tetapi merupakan perwujudan janji dan peran strategis kader dalam mengawal Pemilu.
Melalui akun media sosial resminya, Bawaslu Kabupaten Tegal mengunggah filosofi komunitas pengawas partisipatif tersebut pada Jumat, 28 November 2025, sebagai upaya edukasi publik mengenai pentingnya peran partisipasi masyarakat.
Lahir dari Komitmen Alumni Terbaik dan Kebutuhan Legalitas
Komunitas Perisai Demokrasi Bangsa dibentuk oleh Komitmen Alumni Terbaik, yakni gabungan dari Alumni Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) dan Pengawas Pemilu Partisipatif (P2P) Kader Partisipatif.
Pembentukan komunitas ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan krusial, yaitu belum adanya Lembaga Pemantau Pemilu yang berbadan hukum di kalangan kader partisipatif.
Oleh karena itu, Perisai Demokrasi Bangsa didirikan sebagai Badan Hukum Resmi Pemantau Pemilu, memastikan bahwa peran pengawasan publik memiliki landasan legal, kredibel, dan kewibawaan di mata hukum.
Filosofi Tiga Suku Kata: Persatuan, Demokrasi, dan Bangsa
Bawaslu Tegal menjelaskan bahwa nama "Perisai Demokrasi Bangsa" dirancang secara strategis, dengan kepanjangan tersembunyi sebagai berikut:
PERISAI merupakan akronim dari Persatuan Alumni SKPP, menjadi identitas inti mereka sebagai kesatuan kader terlatih.
DEMOKRASI mengacu pada tujuan luhur untuk Untuk Demokrasi, yakni menjaga dan memperkuat nilai-nilai demokrasi.
BANGSA ditambahkan untuk memenuhi syarat minimal tiga suku kata sebagai badan hukum, sekaligus menegaskan bahwa pengawasan bertujuan untuk kepentingan seluruh Bangsa Indonesia.
Ajakan Menjadi Pelaksana Filosofi
Melalui rilis ini, Bawaslu Kabupaten Tegal mengajak seluruh kader untuk memahami, meresapi, dan menjadikan filosofi nama tersebut sebagai aksi nyata di lapangan.
"Nama adalah doa, nama adalah sikap. Kami berharap seluruh kader menjadi wujud nyata dari nama komunitas ini, menjadi perisai yang menjaga suara rakyat dan menjadikan Pemilu yang bermartabat," tutup Bawaslu dalam unggahan resminya.